Senin, September 15, 2008

Selamat datang di Webblog Dunia Permainan Edukatif

· 0 komentar

Kami adalah pelayan budaya bangsa, yang berkeinginan untuk melestarikan budaya bangsa kita yang kian hari kian tergusur budaya luar. Keprihatinan kami pada permainan demikian dalam, sebab pada dasarnya segala hal yang berkaitan dengan kemajuan bangsa tidak akan lepas dari asal-usulnya ketika ia masih dalam didikan di masa kecil.

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang kini marak dimotori Direktorat Jenderal PAUD Departemen Pendidikan Nasional cukup membuat kita bangga, sebab lembaga pemerintah ini berkeinginan memajukan bangsa melalui perbaikan pendidikan anak sejak dini.

Pendidikan anak sejak usia dini sangat berpengaruh terhadap kepribadian baik individu maupun bangsa. Jika anak dibiasakan berkarya dan diarahkan self concept-nya supaya menjadi diri yang produktif dan kreatif maka sudah barang tentu bangsa ini tidak seperti ini keadaannya sekarang.

Ternyata, setelah diselidiki lebih dalam, antara permainan dengan keadaan seseorang di masa dewasa sangat erat kaitannya. Kaitan yang mana? Mari kita buktikan dan tanya ke diri kita masing-masing...

Anak yang sejak kecilnya paling senang bermain sekolah-sekolahan dan sering berperan sebagai guru, ketika dewasa ternyata banyak yang memilih bekerja sebagai guru. Anak yang sejak kecil paling senang bermain pasaran (dagangan) dan sering tampil sebagai penjualnya, ketika dewasa banyak yang memilih bekerja sebagai pedagang. Anak yang ketika kecil paling senang bermain polisi-polisian dan berperan sebagai penangkap penjahat, tidak sedikit yang menjadi polisi atau tentara.

Nah, yang dikhawatirkan ialah ketika kecil tidak ada sesuatu permainan yang paling disukainya, asal ikut, berliuk-liuk laksana daun yang diterpa angin, ketika dewasa ternyata banyak juga yang tidak memiliki keyakinan terhadap diri. Sering pesimis dalam menghadapi hidup, cemas menghadapi masa depan dan berbagai hal yang bisa dianggap sebagai pangkal ketidak-berdayaan. Padahal sekolah juga tinggi, tetapi mencari kerja susah. Kuncinya yaitu tidak memiliki kepercayaan terhadap kemampuan diri.

Bangsa kita pun ternyata tidak jauh berbeda. Ketika di masa baru lahir bangsa kita cukup kreatif dan banyak melahirkan cendekiawan, ilmuwan, bahkan pengusaha keliber di tingkatan dunia, tetapi karena adanya faktor tekanan dan pemanjaan terhadap rakyat, akibatnya bangsa kita pun menjadi bermental manja dan kurang kreatif.

Untuk itu, dengan lahirnya kesadaran terhadap pentingnya bermain yang membawa manfaat bagi masa dewasa, mari kita satukan tekad untuk memperbaiki masa depan bangsa dengan memberi didikan yang maksimal terhadap anak-anak usia dini sebagai penerus kita di masa yang akan datang.

Aset bangsa yang merupakan peninggalan nenek moyang yang semestinya kita jaga dengan sebaik-baiknya pun kini entah ke mana... Padahal nenek moyang kita telah menurunkannya pada anak-anak mereka, yaitu kakek-nenek atau bahkan simbah buyut kita, tetapi kita tidak lagi memiliki data mengenai khazanah itu.
Kepedulian bangsa kita terhadap milik sendiri perlu kita tata kembali.

Masak sih yang punya data permainan malah orang lain? Ya! yang memiliki data cukup lengkap itu justeru malah bangsa Belanda. Padahal mereka telah merusak dan menjajah kita bukan?

Dalam hal ini tidak ada salahnya jika kita berterima kasih atas perhatiannya untuk mendata permainan-permainan milik bangsa kita di buku L. Th. Mayer yang berjudul Een Blik in het Javensche Volksleven, Jilid II. Di dalamnya antara lain termuat permainan yang biasanya dilakukan anak-anak desa, seperti gobag bunder, gobaggondel, gobag sodor, dakon, gangsingan paton, gangsingan telegan, kuwugan (bekel), ciragula, eteng, dan sebagainya. Dalam buku lain yang disusun H. Overbeck, Javaansche Meisjesspelen en Kinderliedjes, beschrijving der spelen, Javaansche Liederteksten, vertaling, dengan cukup jelas diterangkan bagaimana sebuah permainan harus dilaksanakan.

Wow! selanjutnya apa yang akan kita perbuat?

Kirimkan temuan Anda tentang permainan rakyat Indonesia, cantumkan nama pengirimnya, dan ceritakan dari siapa Anda memperoleh data tersebut? Nama Anda akan kami catat sebagai pendonor informasi yang akan selalu tercantum indah di setiap tulisan Anda.

Tidak ada salahnya, jika Anda juga baca buku saya: Education Games, terbitan Pilar Media Yogyakarta, 2006.

Wassalaam...
Salam hangat dari kami,

Admin & Team

Read More......